Laman

Minggu, 03 Februari 2013

Filologi



·         Filologi  adalah ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama.
·         Naskah adalah semua bahan tulisan tangan peninggalan nenek moyang kita pada kertas, kulit kayu dan rotan. Tulisan tangan pada kertas itu biasanya dipakai pada naskah-naskah yang berbahasa melayu dan yang berbahasa Jawa, lontar banyak dipakai pada naskah berbahasa Jawa dan Bali. Kulit kayu dan rotan biasanya digunakan pada naskah – naskah yang berbahasa batak. Dalam bahasa Latin naskah ini disebut codex, dan dalam bahasa Inggris disebut manuscripts, dan dalam bahasa Belanda disebut handscript. Hal ini perlu dijelaskan untuk membedakan peninggalan tertulis pada batu. Batu yang biasanya mempunyai tulisan itu biasa disebut piagam, batu bersurat, atau inskripsi. Dan ilmu pada bidang tulisan pada batu disebut epigrafi. Epigrafi merupakan bagian dari arkeologi.
·         Naskah bukanlah perhiasan yang bisa dibanggakan dengan mempertontonkannya saja. Naskah itu baru berharga apabila masih dapat dibaca dan dipahami isinya.
·         Keberagaman sastra Nusantara tidak hanya dari segi isinya, tetapi juga dari segi bentuk, bahasa, aksara, dan bahan yang digunakan.
·         Hasil sastra pada naskah ini dapat dikatakan sebagai periode kedua dalam kehidupan sastra pada umumnya. Tahap pertama kehidupan sastra itu muncul secara lisan, sebelum orang mengenal tulisan.
Berdasarkan pengamatan terhadap naskah – naskah yang ada, dapat diperkirakan bagaimana menyalin naskah tersebut. Pertama, penyalin menyalin naskah secara otomatis, tidak cermat dan tidak memperhatikan isi kalimat naskah yang disalinnya itu, sehingga naskah itu seringkali terjadi kesalahan tulis. Kedua penyalin menyalin naskah dengan cara memperhatikan isi kalimat naskah yang disalin itu, sehingga ia dengan sengaja mengubah kata, menambah atau mengurangi kata – kata atau susunan kalimat yang dianggap salah itu. Dalam naskah semacam ini terdapat banyak kata atau kalimat yang berbeda. Ketiga penyalin menyalin suatu naskah dengan gaya bahasanya sendiri sehingga terdapat beberapa naskah yang gaya bahasanya berbeda. Dan kemungkinan keempat seperti telah disebutkan di atas teks naskah disalin dari sastra lisan, sudah barang tentu dalam menuliskan teks lisan itu ada bagian yang lupa, atau susunan ceritanya berbeda.

(Metode Penelitian Filologi Dr. H. Edwar Djamaris, APU, Pusat Bahasa Jakarta, CV. Manasco, Jakarta, 2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar