Laman

Rabu, 24 Juli 2013

Bahasa Sanskerta (Pengantar, Aksara Devanagari)

 (देवनागरी devanāgarī) merupakan abjad abugida (alphasyllabary, adalah sistem penulisan segmental di mana urutan konsonan-vokal ditulis sebagai satu unit: setiap unit didasarkan pada surat konsonan, dan notasi vokal sekunder.) di India dan Nepal. Ditulis dari kiri ke kanan dan tidak memiliki kasus penulisan huruf  yang berbeda, dan sangat dikenal (hampir sama seperti tulisan di India Utara, dengan pengecualian seperti Gujarat dan Oria) yang cara penulisannya dengan garis horizontal yang terletak di atas huruf.
Teks Ramayana dalam aksara Dewanagari
  Sejak abad ke-19 tulisan yang paling sering digunakan dalam Bahasa Sanskerta adalah Devanagari. Aksara Devanagari digunakan untuk menulis aksara Standard Hindi, Marathi, Nepal juga Awadhi, Bodo, Bhojpuri, Gujari, Pahari, (Garhwali dan Kumaoni), Konkani, Magahi, Maithili, Marwari, Bhili, Newar, Santhali, Tharu, dan kadang-kadang Sindhi, Dogri , Sherpa, Kashmir dan Punjabi.

Aksara tersebut sebelumnya digunakan untuk menulis Gujarati. Karena itu adalah aksara standar untuk bahasa Hindi, Devanagari adalah salah satu sistem penulisan yang paling sering digunakan dan diadopsi di dunia.

aksara Dewanagari
Devanagari adalah bagian dari keluarga aksara Brahmi India, Nepal, Tibet, dan Asia Tenggara. Aksara ini adalah turunan dari aksara Gupta, juga dengan Siddham dan Sharada.
Varian Gupta Timur  disebut nagari yang pertama dibuktikan dari abad ke-8 Masehi, dari tahun 1200 Masehi  secara bertahap digantikan Siddham, yang bertahan sebagai media untuk Tantra Buddhisme di Asia Timur, dan Sharada, yang tetap digunakan secara paralel di Kashmir

Versi awal Devanagari terlihat dalam prasasti Kutila dari Bareilly tertanggal Vikram Samvat 1049 (yaitu 992 M), yang menunjukkan munculnya bar horizontal untuk kelompok aksara pada kata.


Nama Devanagari (देवनागरी devanāgarī) berasal dari Bahasa Sanskerta nāgarī adalah bentuk feminin dari nāgara yang artinya adalah sebuah kota atau kota. Ini adalah bentuk feminin dari ungkapan aslinya dengan lipi ("aksara") sebagai nāgarī lipi "aksara yang berkaitan dengan kota", yaitu, mungkin juga diartikan dari yang berasal dari beberapa kota. Penggunaan nama Devanagari termasuk relatif baru, dan Nagari istilah yang lebih tua dan masih umum. Penyebaran yang cepat dari Devanagari  mungkin terkait dengan penggunaan aksara  ini untuk mempublikasikan teks suci Sansekerta.



Munculnya Bahasa Sanskerta di Indonesia :
  • Sistem pemerintahan Nusantara banyak mendapat pengaruh dari India
  • Pada zaman dahulu belum ada tulisan di Nusantara
  • Digunakan untuk menulis Kitab Sastra di Nusantara
Persamaan Huruf Jawa dan Dewanagari  :
  • Sifatnya silabis : setiap satu konsonan sudah mengandung suara vokal "a"
  • Cara penulisannya di bawah garis
  • Menganut sistem sandhangan
Perbedaan :
  • Sistem penyusunan huruf sedaerah artikulasi (sedaerah dimana bunyi dihasilkan)
  • Mengenali konjugasi (perubahan kata benda) dan deklinasi (perubahan kata kerja)


Pada huruf Dewanagari :
  • aksara ka (क), kha (ख), ga (ग), gha (घ), nga (ङ), ha (ह) merupakan aksara glotal (kaṇṭhya)
  • aksara ca (च), cha (छ), ja (ज), jha (झ), śa (श), nya/ ña (ञ), ya (य) merupakan aksara palatal (tālavya)
  • aksara ta (त), tha (थ), da (द), dha (ध), na (न), la (ल), sa (स) merupakan aksara dental (dantya)
  • aksara ṭa (ट), ṭha (ठ), ḍa (ड), ḍha (ढ), ṇa (ण), ra (र),ṣa (ष) merupakan aksara retoflex/lingual (mūrdhanya)
  • aksara pa (प), pha (फ), ba (ब), bha (भ), ma (म), va (व) merupakan aksara labial (oṣṭhya)



Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Devanagari
materi kuliah Bahasa Sanskerta

Gambar :
koleksi pribadi
www.blog.luke.org
www.nanda.online-dhamma.net
www.commons.wikimedia.org







Kamis, 16 Mei 2013

Tattoo



Definisi Tattoo
Istilah tato diambil dari bahasa Tahiti, Tonga, dan Samoa ‘Tatau’ yang artinya menandakan sesuatu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti gambar (lukisan) pada bagian (anggota) tubuh.
Dalam Kamus Bahasa Inggris tattoo adalah :
   v. (tattoos, tattooed) mark with an indelible design by inserting pigment into punctures in the skin.
  n. (pl. tattoos) a design made in such a way.

Rajah atau tato adalah suatu tanda yang dibuat dengan memasukkan pigmen ke dalam kulit. Rajah dapat dibuat terhadap kulit hewan maupun manusia. Rajah pada manusia adalah suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara rajah pada hewan umumnya digunakan sebagai identifikasi. Tato sering dipakai oleh kalangan suku-suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat, bahkan menandakan kesehatan seseorang.




Tato pun di pergunakan secara luas oleh orang-orang Polinesia, Filipina, Kalimantan, Mentawai, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Mesoamerika, Eropa, Jepang, Kamboja, serta Tiongkok. Walaupun pada beberapa kalangan, tato dianggap sebagai yang tabu, seni tato tetap menjadi sesuatu yang populer di dunia.




Keberadaan merajah tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama ada dan dapat dijumpai di seluruh dunia. Konon, menurut sejarah, seni rajah tubuh sudah ada sejak 3000 tahun sebelum masehi. Tato ditemukan untuk pertama kalinya pada sebuah mumi yang terdapat di Mesir. Konon hal itu dianggap yang menjadikan tato kemudian menyebar ke suku-suku di dunia, termasuk salah satunya suku Indian di Amerika Serikat dan Polinesia di Asia, lalu berkembang ke seluruh suku-suku dunia salah satunya suku Dayak di Kalimantan.
Tato pertama kali tercatat oleh peradaban Barat dalam ekspedisi James Cook pada tahun 1769.




Sumber sejarah yang lainnya menyebutkan bahwa tato sudah dikenal sejak 50 juta tahun sebelum masehi, dengan ditemukannya manusia es di pegunungan Alpen dengan sekujur tubuh penuh dengan gambar dan titik-titik. banyak kebudayaan yang mengenal tato, seperti jepang, suku dayak (kalimantan), cina, tahiti, polinesia, rusia, dan mesir. Sedangkan pada masyarakat Jawa, pengenalan tato sudah ada semenjak jaman sebelum kolonial.













Tujuan Pembuatan Tato
Tato dibuat sebagai suatu symbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si empunya dan simbol keberanian dari si pemilik tato. Sejak masa pertama tato dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.
Di Indian, melukis tubuh/ body painting dan mengukir kulit, dilakukan untuk mempercantik (sebagai tujuan estetika) dan menunjukkan status sosial. Dan Suku Mentawai memandang tato sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam yang merupakan roh kehidupan. Salah satu posisi tato adalah untuk menunjukkan identitas dan perbedaan status sosial atau profesi.



Di Borneo (Kalimantan), penduduk asli wanita disana menganggap bahwa tato merupakan sebuah simbol yang menunjukkan keahlian khusus. Pada masyarakat Dayak purba, tato difungsikan sebagai tanda bangsawan (pergelangan tangan dan kaki) dan ritual keagamaan yang diperuntukkan bagi pemangku adat serta dukun (sekujur tubuh).


Pada masyarakat Jepang, tato difungsikan sebagai suatu bentuk ritual dan kemudian bergeser fungsi menjadi sebuah tanda keluarga (jaman shogun tokugawa), tato pada masyarakat jepang terletak di wajah.
Pada masyarakat Polinesia, tato difungsikan sebagai tanda kedewasaan diperuntukkan bagi laki-laki (dibawah pinggang menyerupai celana pendek) dan perempuan (dipergelangan tangan dan kaki).
Di China, pada masa zaman Dinasti Ming (kurang lebih 350 tahun yang lalu), wanita dari Suku Drung membuat tato di wajah dan pantatnya untuk sebagai tanda bagi keturunan yang baik.
Pada masyarakat mesir, tato difungsikan sebagai suatu tanda bangsawan dan kecantikan (di alis dan pergelangan tangan).


Di Kalangan Suku Mentawai tato dipandang sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam.
Ada berbagai jenis dan ragam bentuk tato, tergantung dengan apa yang dipercaya oleh suku-suku bersangkutan, dan di setiap daerah umumnya memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang tato, meski pada prinsipnya hampir sama. Pada masa kini, tato juga sering dibuat untuk mengabadikan moment dalam hidup seseorang.






Teknik Pembuatan Tato
Ada berbagai cara dalam pembuatan tato, seperti menggunakan tulang binatang sebagai jarum yang dapat dijumpai pada orang-orang Eskimo, Suku Dayak dengan duri pohon jeruk, dan ada pula yang menggunakan tembaga panas untuk mencetak gambar naga di kulit seperti yang dapat ditemui di China. Ada berbagai jenis dan ragam bentuk tato, tergantung dengan apa yang dipercaya oleh suku-suku bersangkutan, dan di setiap daerah umumnya memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang tato, meski pada prinsipnya hampir sama.
Semakin berkembangnya teknologi pada masa sekarang, berdampak pula pada pembuatan tato. Pemakaian mesin telah populer pada masa sekarang, serta pemakaian berbagai macam warna yang digunakan.










Sekilas Tato di Indonesia
Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal tato namun tato menjadi sebuah hal yang tabu karena adanya unsur agama dan fungsi tato sebelumnya yang digunakan sebagai simbol bagi penjahat. Pada tahun 1960an, para penjahat ditandai dengan tato yang kemudian muncul sebuah istilah tato penjara.

Joshua Barker adalah salah satu peneliti yang pernah meneliti tato di Indonesia, Barker menemukan bahwa dalam masyarakat modern Indonesia, tato masih menjadi sebuah hal yang tabu karena memiliki kesan erat dengan kriminalitas. Pada era abad 21 ini, masyarakat Indonesia sudah dapat menerima tato sebagai suatu bentuk seni meskipun tetap ada kesan negatif bagi pengguna tato.

Sumber :
www.wikipedia.com 

sumber gambar :
www.google.com