·
Filologi
adalah ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama.
·
Naskah adalah semua bahan tulisan tangan
peninggalan nenek moyang kita pada kertas, kulit kayu dan rotan. Tulisan tangan
pada kertas itu biasanya dipakai pada naskah-naskah yang berbahasa melayu dan
yang berbahasa Jawa, lontar banyak dipakai pada naskah berbahasa Jawa dan Bali.
Kulit kayu dan rotan biasanya digunakan pada naskah – naskah yang berbahasa
batak. Dalam bahasa Latin naskah ini disebut codex, dan dalam bahasa Inggris disebut manuscripts, dan dalam bahasa Belanda disebut handscript. Hal ini perlu dijelaskan untuk membedakan peninggalan
tertulis pada batu. Batu yang biasanya mempunyai tulisan itu biasa disebut
piagam, batu bersurat, atau inskripsi. Dan ilmu pada bidang tulisan pada batu
disebut epigrafi. Epigrafi merupakan bagian dari
arkeologi.
·
Naskah bukanlah perhiasan yang bisa dibanggakan
dengan mempertontonkannya saja. Naskah itu baru berharga apabila masih dapat
dibaca dan dipahami isinya.
·
Keberagaman sastra Nusantara tidak hanya dari
segi isinya, tetapi juga dari segi bentuk, bahasa, aksara, dan bahan yang
digunakan.
·
Hasil sastra pada naskah ini dapat dikatakan
sebagai periode kedua dalam kehidupan sastra pada umumnya. Tahap pertama
kehidupan sastra itu muncul secara lisan, sebelum orang mengenal tulisan.
Berdasarkan
pengamatan terhadap naskah – naskah yang ada, dapat diperkirakan bagaimana
menyalin naskah tersebut. Pertama,
penyalin menyalin naskah secara otomatis, tidak cermat dan tidak memperhatikan
isi kalimat naskah yang disalinnya itu, sehingga naskah itu seringkali terjadi
kesalahan tulis. Kedua penyalin
menyalin naskah dengan cara memperhatikan isi kalimat naskah yang disalin itu,
sehingga ia dengan sengaja mengubah kata, menambah atau mengurangi kata – kata
atau susunan kalimat yang dianggap salah itu. Dalam naskah semacam ini terdapat
banyak kata atau kalimat yang berbeda. Ketiga
penyalin menyalin suatu naskah dengan gaya bahasanya sendiri sehingga terdapat
beberapa naskah yang gaya bahasanya berbeda. Dan kemungkinan keempat seperti telah disebutkan di atas
teks naskah disalin dari sastra lisan, sudah barang tentu dalam menuliskan teks
lisan itu ada bagian yang lupa, atau susunan ceritanya berbeda.(Metode Penelitian Filologi Dr. H. Edwar Djamaris, APU, Pusat Bahasa Jakarta, CV. Manasco, Jakarta, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar